Sabtu, 14 September 2013

Fisiologi Ikan

OSMOREGULASI IKAN NILA

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : ROMI ANDRIAN
NIM :09C10432053



FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOHG ACEH BARAT
2011



BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
          Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut. Cairan  tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada lingkungannya, garam-garam cenderung ke luar. Sebaliknya ikan yang hidup  di laut mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada lingkunganya, sehingga terdapat kecenderungan garam-garam masuk ke dalam tubuh dan air keluar.

1. 2 Tujuan
Membuat makalah ini adalah untuk mengetahui osmoregulasi pada ikan Nila yang berkaitan dengan cairan dan organ organ tubuh, baik itu insang, ginjal, kulit dan usus.

1.3 Manfaat
Dari makalah  ini diharapkan dapat berguna bagi maha siswa/i  menjadi  salah  satu  informasi  yang  berguna  dalam  upaya mengetahui konsentrasi ion ion plasma pada jenis ikan, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah pengontrolan kadar air dan garam mineral di dalam darah. Ini merupakan mekanisme homeostatik. Regulasi dari konsentrasi Na+ pada plasma hampir sama konsentrasinya dengan ekskresi regulasi Na+ yang berhubungan dengan sensor dan efektor yang berbeda-beda (penerima volum) yang berasal dari keseimbangan air dan osmoregulasi (vitamins-guide 2004.) dan ditambahkan pula oleh Fujaya (1999) bahwa osmoregulasi adalah upaya mengontrol keseimbangan air dan ion – ion antara tubuh dan lingkungannya atau suatu proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini penting dilakukan, terutama oleh organisme perairan karena;
(1) Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan;
(2) Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi    
       yang bergerak cepat;
(3) Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan.
Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Fujaya,1999). Konsentrasi ion plasma pada ikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Konsentrasi Ion Plasma Pada Ikan Nila
IKAN AIR TAWAR
Na
CI
K
Mg
Ca
SO4
Urea
TMAO
Tota
493
513
9,3
50
9,6
26
0
0
1050
Nila
180
196
5,1
2,5
2,8
2,7
-
-
452
Sumber : Evans (1993)
Osmoconformer adalah sebutan bagi hewan yang mampu memelihara keseimbangan antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar. Kebanyakan invertebrata laut adalah osmoconformer, dimana cairan tubuh mereka isotonik dari keadaan lingkungannya. Meskipun konsentrasi relatif dari garam dan cairan tubuh mereka berubah – ubah dibandingkan air laut, dalam kasus ini hewan juga harus mengatur tingkat ion internal (Djawad, dkk, 2007). 
Organisme yang hidup pada air tawar tidak melakukan osmoregulasi akibat perbedaan tekanan osmose, sedangkan pada ikan estuari yang memiliki cairan tubuh menyerupai garam air garam laut hanya melakukan sedikit upaya untuk mengontrol tekanan osmose dalam tubuhnya. Hal ini menyebabkan perbedaan laju metabolisme dasar karena upaya menahan garam – garam internal dan kelarutan material yang lain membutuhkan konsumsi oksigen yang berbeda tergantung besarnya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dan lingkungannya (Fujaya, 1999).

2. 2 Organ
          Beberapa organ yang berperan dalam proses osmoregulasi ikan adalah insang, ginjal, kulit, dan usus. Organ-organ ini melakukan fungsi adaptasi di bawah kontrol hormon osmoregulasi, terutama hormon-hormon yang diekresi oleh pituitari, ginjal, dan urofisis.
          Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar.
          Pada saat ikan sakit, luka, atau stres proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh. Akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak sehingga ikan mati. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidakseimbangan ini, sehingga ikan tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka atau penyakit. Tentunya dosis untuk ikan harus diantur sedemikian rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan terdehidrasi dan akhirnya mati.
          Pada kadar garam yang tinggi, garam sendiri akan berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan secara seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi. Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan energi, yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion melewati insang dan beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-garam. Kemampuan osmoregulasi bergantung suhu, musim, umur, kondisi fisiologis, jenis kelamin dan perbedaan genotip.

2. 3 Insang
Insang ikan bersifat permeabel terhadap air dan garam. Di dalam laut salinitasnya lebih besar daripada dalam cairan tubuhnya. Pada lingkungan air keluar, tetapi garam berdifusi kedalam. Ikan air laut minum air dalam jumlah yang banyak dan mengeluarkan sedikit urin. Ikan air tawar, garam akan memasuki insang dan dalam jumlah yang banyak air akan masuk lewat kulit ikan dan insang. Hal ini karena kadar garam di dalam tubuh ikan (mendekati 0.5%) yang lebih tinggi daripada konsentrasi air di mana ikan tersebut hidup. Karena tubuh ikan akan berusaha agar proses difusi antara air kedalam tubuh ikan tetap berlangsung, sejumlah besar air dikeluarkan oleh ginjal. Sebgai hasilnya bahwa konsentrasi garam pada urine sangat rendah ( Fujaya,1999)

 2. 4 Tingkat osmoregulasi        
Tingkat osmoregulasi dipengaruhi oleh salinitas tertentu dan akan berpengaruh terhadap tingkat osmolalitas plasma, jika salinitasnya meningkat maka osmolalitas plasma juga meningkat sedangkan pada kapasitas osmoregulasinya semakin besar kadar salinitas suatu perairan maka semakin kecil nilai kapasitas osmoregulasinya.
          Dalam osmoregulasi terdapat dua istilah yaitu eurihalin dan stenohalin. Eurihalin adalah kemampuan suatu organisme terhadap keadaan perubahan salinitas yang tinggi. Ikan yang tergolong dalam eurihalin adalah salah satunya ikan nila. Stenohalin adalah tingkat adaptasi yang sempit terhadap salinitas yang tinggi. Contoh organisme yang bersifat stenohalin salah satunya adalah ikan nilam.
          Dalam responnya terhadap perubahan salinitas, pengaturan air dan ion paling sedikit terdapat dua fase. Pengaturan segera yaitu ikan mulai atau menghentikan minum dan meningkatkan atau menurunkan aktivitas transport ion dan air yang telah ada pada epitel osmoregulasi yang berhadapan dengan perubahan salinitas lingkungan. Pengaturan jangka panjang melibatkan modifikasi organ-organ osmoregulasi seperti insang, intestine dan ginjal. Pada level jaringan dan sel, bila kan berpindah ke lingkungan laut, sel klorida tipe air tawar hilang, sedangkan sel klorida tipe air laut berdiferensiasi pada insang.
          Tidak ada organisme yang hidup di air tawar tidak melakukan osmoregulasi. Sedangkan pada ikan air laut, beberapa diantaranya hanya melakukan sedikit upaya untuk mengontrol tekanan osmose dalam tubuhnya. Semakin jauh perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak energy metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi.
a. Kapasitas osmoregulasi > 1 disebut Hiperosmotik.
b. Kapasitas osmoregulasi = 1 disebut Isoosmotik.
c.  Kapasitas osmoregulasi < 1 disebut hipoosmotik.
          Untuk ikan-ikan potadrom yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungannya dalam proses osmoregulasi, air bergerak ke dalam tubuh dan ion-ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi. Keseimbangan cairan tubuhnya dapat terjadi dengan cara meminum sedikit air atau bahkan tidak minum sama sekali. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat dikurangi dengan membuangnya dalam bentuk urin. Untuk ikan-ikan oseanodrom yang bersifat hipoosmotik terhadap lingkungannya, air mengalir secara osmose dari dalam tubuhnya melalui ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion masuk ke dalam tubuhnya secara difusi. Sedangkan untuk ikan-ikan eurihalin, memiliki kemampuan untuk dengan cepat menyeimbangkan tekanan osmotik dalam tubuhnya dengan media (isoosmotik), namun karana kondisi lingkungan perairan tidak selalu tetap, maka proses ormoregulasi seperti halnya ikan potadrom dan oseanodrom tetap terjadi.

2. 6 System Osmoregulasi
Sistem Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Osmoregulasi pada ikan air tawar


Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.  Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosaakan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam - garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air. read more>>
Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesaimpulan
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup. Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut.
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air.


DAFTAR PUSTAK

Anneahira, 2012. Mengenal Reproduksi Ikan. AnneAhira.com. Diakses tanggal 1 mei 2012.

Anonim, 2009. Budidaya Ikan Bandeng. http://hobiikan.blogspot.com. Diakses tanggal 1 mei 2012, pukul 18.15 WITA.

----------, 2010. Nila Gizi Ikan Bandeng. http://raosecho.wordpress.com. Diakses tanggal 22 april 2012.

----------, 2012. Osmoregulasi. http://makalahbiologiku.blogspot.com. Diakses tanggal   22 April 2012, pukul 19:42 WITA.

----------, 2010. Fisiologi Hewan Air. http://seputarduniaperikanan.blogspot.com. Diakses tanggal 3 mei 2012.

----------, 2011. Osmoregulasi. http://eri08tirtayasa.blogspot.com. Diakses tanggal 3 mei 2012.



LAMPIRAN





1 komentar: